Gempa bumi berkekuatan Magnitudo 7,7 yang mengguncang Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah pada Jumat (28/9) masih menyisakan trauma mendalam bagi para korban. Gempa bumi yang disusul dengan tsunami ini menghancurkan bangunan dan menelan korban meninggal di Palu dan sekitarnya telah mencapai 1.571 orang dan sebanyak 1.000 lainnya mungkin terkubur reruntuhan rumah dan bangunan.
Data mengenai korban meninggal dikemukakan juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho. Adapun jumlah korban terkubur dipaparkan Badan SAR Nasional.
“Kami memperkirakan ada lebih dari 1.000 rumah terkubur, jadi mungkin lebih dari 1.000 orang masih hilang,” kata Yusuf Latif, Kasubbag Humas Badan SAR Nasional, M Yusuf Latif, kepada kantor berita AFP, hari Jumat (5/10).
Menurut data yang diperoleh BuddhaZine, sampai hari ini setidaknya terdapat tiga korban jiwa umat Buddha Vihara Karuna Dipa. “Sudah ketahuan dan telah dikebumikan ada 2 orang; 1 perempuan berusia 80 tahun dan 1 laki-laki berusia 70 tahun. Tetapi masih ada satu lagi yang sampai hari ini (4/10) belum berhasil dievakuasi,” terang Bhante Cittavaro.
Menurut keterangan Bhante Candakaro, umat Buddha yang meninggal tersebut karena tertimbun reruntuhan rumah. “Rumahnya empat lantai, hancur rata dengan tanah. Gempa dan tsunami itu juga menghancurkan rumah-rumah umat Buddha, hampir semua kena termasuk yang di daerah pantai,” tulis bhante melalui pesan singkat.
“Mengerikan Mas, suasana malam itu mencekam. Listrik langsung padam, kita seperti dilempar-lempar,” jelas bhante lebih lanjut. Pagi hari pasca kejadian gempa umat Buddha langsung berdatangan dan mengungsi di Vihara Karuna Dipa.
Sekolah Karuna Dipa sebelum gempa. Foto: www.sekolah.data.kemdikbud.go.id
Tak hanya itu, sekolah-sekolah juga harus diliburkan setelah kejadian gempa. Sekolah Karuna Dipa misalnya yang harus diliburkan entah sampai kapan. Sekolah Karuna Dipa merupakan sekolah Buddhis yang berada di seberang jalan Vihara Karuna Dipa. Sekolah ini merupakan salah satu sekolah favorit di Kota Palu.
“Menurut Ketua Yayasan, Sekolah Karuna Dipa tidak mengalami kerusakan parah. Hanya retak-retak sedikit, kegiatan belajar harus dihentikan sementara,” pungkas bhante.
Sekolah Karuna Dipa menyelenggarakan jenjang pendidikan dari TK hingga SMA. Sekolah ini memiliki siswa didik sekitar 700 anak di semua jenjang. Hingga hari ini, Jumat (5/10) posko vihara telah menerima dan menyalurkan bantuan logistik ke berbagai posko cabang. Yayasan Buddha Tzu Chi juga telah membuka posko dan melayani para korban gempa.
The post 3 Umat Buddha di Vihara Karuna Dipa Meninggal Akibat Gempa appeared first on .