Minggu (18/6/2023), pada malam hari, Pendhapi Gedhe Balai Kota Solo dipenuhi ribuan umat Buddha. Mereka hendak mengikuti perayaan Dhammasanti Waisak yang diselenggarakan oleh umat Buddha Solo. Selain umat Buddha, acara ini juga dihadiri oleh enam anggota Sangha, pejabat pemerintah Kota Solo, dan tokoh lintas iman se-Kota Solo.
Anggota Sangha yang hadir antara lain Bhante Pannyavaro, Bhante Jayamedho, Bhante Medhacitto, Bhante Parattho, dan 2 samanera. Sementara umat yang datang berasal dari berbagai daerah di Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan sebagian dari Jawa Timur.
“Di Pendhapi Gedhe, panitia menyediakan 1.200 kursi, tetapi yang datang sekitar 1.400 umat. Ini luar biasa dan terima kasih kepada segenap umat yang dengan antusias menghadiri Dhammasanti Waisak ini,” ungkap Sutrisno, Ketua Panitia Waisak Solo.

Dhammasanti Waisak menjadi acara puncak Festival Waisak yang diselenggarakan sejak tanggal 29 Mei hingga tanggal 24 Juni mendatang. Dalam festival ini juga dihelat harmoni even bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta yang dilaksanakan pada tanggal 1, 2, 9, dan 17 Juni. Berbagai pentas budaya ditampilkan dalam even ini, seperti; wayang kulit, konser pop Jawa, dan wayang orang.
“Kami ucapkan terima kasih kepada Wali Kota Surakarta, Bapak Gibran Rakabuming Raka yang telah memberikan ruang bagi umat Buddha untuk merayakan Waisak di Balai Kota Solo. Ini bukan hanya sekadar upacara ceremoni belaka, tetapi menjadi wujud bakti umat Buddha, dan sekaligus menjadi bukti nyata bahwa Solo adalah Kota Toleransi,” imbuh Sutrisno.
Acara dimulai pukul 18.00 WIB dengan berbagai penampilan dari para seniman Solo yang turut memeriahkan perayaan Dhammasanti Waisak. Mengawali acara, umat disuguhkan dengan penampilan Tari Puja Dhammacakra yang memukau. Pesan Dhamma disampaikan oleh Bhante Sri Pannyavaro, sementara sambutan Wali Kota Solo diwakili oleh Bapak Drs. Tamso, selaku Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekda Kota Surakarta.

Acara kian meriah saat salah satu penyanyi senior Indonesia, Trie Utami dipanggil panitia untuk naik ke atas panggung. Usai ikut foto bersama para tokoh lintas iman, penyanyi dan penulis lagu keturunan Jawa-Sunda ini membawakan lantunan kidung Buddhis. Nampak para umat sangat menikmati suara merdu artis yang sering disapa Mbak Iie tersebut.
Menjelang akhir acara diisi paduan suara dari umat Buddha Solo yang membawakan lagu Buddhis “Di Malam Suci”. Dua penampilan terakhir, Pisungsung Dedungo “SUMELEH” dan Teater Tari Angsa Emas (Mahahamsa Jataka), menjadi sesi penutup yang mengesankan bagi para umat.


The post Kemeriahan Dhammasanti Waisak di Balai Kota Solo appeared first on BuddhaZine.