Menjadi pelayan restoran, hotel, pesawat adalah salah satu pekerjaan yang menuntut kita untuk ramah kepada orang lain. Paham tata cara menyambut tamu yang datang, murah senyum, dan selalu setia. Lalu bagaimana dengan para dhammaworkers atau pelayan bhikkhu, samanera, maupun atthasilani pada kegiatan Pabajja Samanera dan Atthasilani di Vihara Mendut?
Para dhammaworkers di Mendut biasanya merupakan enam orang mahasiswa dan mahasiswi dari Sekolah Tinggi Agama Buddha (STAB) Syailendra, Semarang. Selain itu, ada juga peri dapur dari Parakan, yaitu Sri Susyanti atau yang biasa dikenal dengan sebutan ‘Ce Dodo’ serta Sukiyem dan Suparni.
Tugas dhammaworkers juga dibantu oleh sekretaris dari Vihara Mendut, Wahyu Utomo, ada pula Hadi dan Gito. Dhammaworkers datang pada Minggu (1/7) untuk membantu Ibu Tini atau Atthasilani Padmakumari mempersiapkan beberapa kebutuhan peserta. Seperti membersihkan ruang tidur, memasang sprei, sarung kasur dan bantal, menyiapkan sabun cuci, rak sandal, menata tempat makan, mencuci bowl, dan menempel jadwal.
Setiap hari selama kegiatan Pabajja Samanera dan Atthasilani berlangsung, para dhammaworkers bangun pagi-pagi untuk menyiapkan makan pagi para peserta. Bagian perempuan ada yang membantu memotong sayuran, memotong buah, membungkus sayuran dan lauk yang telah matang untuk pindapata samanera dan menatanya di nampan.
Untuk dhammaworkers laki-laki biasanya membantu menata alat makan untuk samanera, bhikkhu, dan juga membantu membungkus makanan. Setelah pindapata selesai sekitar pukul 07.15, para dhammaworkers laki-laki mendampingi di tempat makan, dan dhammaworkers perempuan kembali ke dapur untuk mempersiapkan makan siang. Tidak lupa juga mereka makan dahulu.
Setelah makan siang selesai, dhammaworkers menata sebagian makanan untuk diberikan kepada pedagang asongan sekitar Candi Mendut. Kemudian istirahat, dan melanjutkan kegiatan pukul 16.00 untuk menyapu lingkungan vihara. Apabila persediaan sayur menipis, dhammaworkers perempuan akan diajak ke pasar untuk membeli keperluan dapur. Selanjutnya bersih diri untuk bersiap-siap mengikuti chanting malam dan meditasi.
Tidak tahu bagaimana jadinya apabila tidak ada dhammaworkers yang membantu dalam kegiatan pabajja ini. Tidak ada yang menyiapkan makanan, tidak ada yang melayani mereka seperti membuatkan minuman. Patut diberi penghargaan mereka atas kebaikan pengabdiannya.
The post Dhammaworker, Relawan di Balik Terselenggaranya Pabajja appeared first on .